Rabu, 21 Mei 2014

tahukah kamu rasanya jadi aku pagi ini?
sungguh, aku tak bisa berkata...
memandang wajahmu,
menatap matamu,
melihat senyummu,
menyentuh tubuhmu,
itu termasuk kado terindah tahun ini. :)

tahukah kamu rasanya jadi aku siang ini?
senyum-senyum tak jelas,
seakan tak mau berhenti tersungging
lalu tertidur sangat nyenyak dan terbangun kala hari terlewat malam.
ketika nyawa menyatu kembali, wajahmu semakin nyata!!
astaga.......
“jika”

Jika cinta ini beban, maka biarkanlah aku menghilang.
Jika cinta ini kesalahan, maka aku memohon ma’af.
Jika cinta ini hutang, maka biarkan aku melunasinya.
Tapi jika cinta ini suatu anugerah, maka biarkanlah aku mencintai dan menyayangimu hingga nafas terakhirku.
Dan aku rela menjadi lilin walau sinarnya redup tapi tak habis dimakan api, agar aku bisa memberi cahaya dan slalu menerangi hatimu.
Aku memanggilnya *Bee.
Sejak pertama aku mengenalnya, tatapan itu masih teringat jelas di memoriku. Senyumannya membuatku merasa tenang dan damai. *Bee orang yang bisa membuatku merasa nyaman, merasa bahagia, dan selalu menjagaku tanpa lelah. Tapi *Bee juga yang membuatku tersiksa, ya rasa ini sungguh menyiksaku. Menunggu kepastian tanpa adanya balasan. *Bee sahabatku, tapi juga nafasku.

Mungkin aku terlalu egois bila berharap untuk memilikinya, tapi aku juga tak bisa berpura-pura untuk tidak mencintainya. Disisi lain, merasa takut kalau aku dan *Bee benar-benar jadian. Aku takut kehilangannya dari mata dan hatiku (sekarang benar” terjadi,red), tapi aku juga ingin memilikinya supaya orang tau kalau *Bee milikku bukan milik orang lain.
“Tahukah kamu??”

Ketika rasa rindu itu mulai mengganggu
Yang bisa ku lakukan hanyalah menutup mata
dan membayangkan kalau dirimu kini pasti lebih baik
aku sudah mencoba untuk melupakan
tapi semakin kuingat semuanya dengan jelas
selalu membohongi diri sendiri
dan berfikir dirimu pasti kembali
padahal sepatah katapun
dirimu tidak pernah mengatakan akan kembali
tapi yang selalu ku lakukan hanya menunggu dan menunggu
meskipun akal sehatku menolak

sayangnya, hatiku selalu berfikir untuk setia.
“tahu.tak.tahu”

Aku tidak tahu atau mungkin aku tidak mau tahu atau mungkin juga kamu tidak ingin aku tahu. Aku tidak tahu apa yang kamu rasakan saat ada di dekatku, saat bersamaku.
Kamu bahagia atau kamu sedang sedih, aku tidak tahu apa yang kamu rasakan saat itu. Aku selalu berharap hati kecilku ini adalah tempat yang sederhana untuk kebahagiaanmu.
Terkadang aku bingung untuk mengartikan semua mimik wajahmu. Semua terasa berbeda, mungkin saja kamu memanipulasikan ekspresimu? Aku rasa tidak, karna kamu adalah orang yang tidak terlalu pandai berbohong untuk hal yang sangat serius.
Saat kamu tertawa itukah saat kamu merasa bahagia??? pasti karna kamu mengakhirinya dengan ciuman manis di keningku…
Saat kamu berkata kamu sangat menyayangiku, itukah ketakutan terbesarmu??? dengan berakhir dalam pelukanmu…
Saat kamu menangis itukah ungkapan betapa berartinya aku untukmu???
Biarkan aku menghela nafas sejenak untuk merasakan betapa nyaman aku bersandar di bahumu.
Sekarang yang aku tahu dari kamu adalah bagaimana aku bisa menghargai perbedaan.
Dengan cara bertahan dalam perbedaan yang membuat aku bangga…
Dari kamulah aku merasakan takut atas kehilangan…
Dari kamu juga aku belajar untuk melengkapi semua kurangmu...
Terima kasih lagi yang aku ucapkan untuk kenangan yang selalu menemani sepiku.
Aku menangis bukan karna aku lemah, tapi jauh karna aku sangat berharap kamu masih disini.
Aku tertawa bukan karna aku tegar, tapi aku belajar terbiasa untuk menutup semua luka.
Apa yang aku tahu tentang kamu adalah anugrah..
Apa yang aku tahu dari kamu adalah kamu bisa menyayangi dengan ketulusan dalam perbedaan..
Apa yang aku tidak tahu tentang kamu adalah apakah kamu seperti kamu yang aku lihat?
Apa yang aku tidak tahu dari kamu adalah bagaimana caramu menggandengku dalam duniamu, yang berbeda..

Tanpa alasan aku menyayangimu dengan alasan aku berharap kamu bahagia..
“aku”
Ini aku.
Ini hidup ku.
dan ini cerita ku.
Aku lakon utama dalam cerita ku
Sutradara yang handal.
Penulis naskah yang kreatif
Semua seakan telah tersusun rapi dalam tumpukan kertas
Berbingkai perasaan yang tak pasti
Ter-shoot jelas tiap adegan kisah hidupku
Tanpa editor semua murni tanpa rekayasa
Alur yang berputar maju – mundur atau mundur – maju
Lawan main yang berbeda karakter
Cerita yang tak tahu akhirnya
Hingga penulis itu telah berpikir cukup dengan coretannya
Saat sutradara bilang “bungkus!!”

Dan berakhir sudah cerita ku.

Jumat, 25 April 2014

“Untukmu” *my.self

Untukmu, para pengejar mimpi.
Kehidupan itu sulit untuk diprediksi.
Rencana yang sudah sedemikian rupa dibuat,
Terkadang bisa cacat bahkan hancur berkeping-keping.
Sebuah angan yang tak tercapai,
dan mimpi yang tak tergapai oleh tangan-tangan ini.
Cita-cita yang tinggi bahkan menembus mimpi,
Terjatuh berulang kali namun mencoba untuk bangkit dan bangkit lagi,
untuk sebuah mimpi.
Berjuang dalam hidup ini dengan pemikiran, hati dan logika diri.
Tetapi hidup itu butuh mimpi,
Mimpi yang akan mewujudkan arah kehidupan kita.
Walau prediksi mimpi itu belum tentu tepat,
Selagi mimpi itu sempurna maka bermimpilah setinggi mungkin.
Tugas kita bukanlah berhasil, tapi tugas kita hanyalah mencoba.
Karena saat mencoba, disitu kita menemukan dan belajar membangun.
Membangun kesempatan diri untuk berhasil.
Dan waktu mengubah semua hal, kecuali kita.
Kita mungkin menua seiring berjalannya waktu,
Tetapi belum tentu membijak.
Kitalah yang harus mengubah diri kita sendiri,
Karena memiliki waktu itu tidak menjadikan kita kaya.
Tetapi, menggunakannya dengan baik adalah sumber dan semua kekayaan.
Dan mimpi besarpun belum tentu tercapai,
Karena yang mempunyai impian belum tentu bertindak.
Dan mimpi itu tetap semu, jika tindakan kita tidak nyata
Ingatlah…..
Keberhasilan itu berada di alam tindakan, bukan di alam angan-angan.
Jangan sekalipun takut untuk bermimpi.
Biarlah mimpi itu menuntunmu.
Buka matamu untuk melihat keindahannya,
Buka pikiranmu untuk melihat keajaibannya,
Dan buka hatimu untuk segala kemungkinan,
Entah apa hasil dari mimpimu itu.
Yakinkanlah bahwa kamu sudah berusaha untuk memperjuangkan mimpimu itu!
Dan jadikanlah jalan untuk meraih mimpimu itu sebagai sebuah proses,
Proses dimana kamu belajar menjadi bintang diantara banyak mimpi.
Tuliskan dengan nyata seratus impianmu dalam “secarik kertas”,
Hingga suatu saat yang kamu lihat hanyalah “coretan-coretan”.

karena kamu telah berhasil mewujudkan mimpi-mimpi mu itu.